Meningkatkan pertumbuhan ekonomi kreatif (EKRAF) di lingkungan masyarakat dan perusahaan menjadi fokus agenda pemerintah Indonesia beberapa tahun belakangan ini. Istilah EKRAF digunakan untuk menggambarkan pekerjaan langsung maupun tidak langsung dalam industri kreatif.
Di dalam ekonomi global, EKRAF merupakan aspek yang sudah lama difokuskan selain ekonomi di bidang konvensional. Lalu, apa saja strategi pemerintah Indonesia untuk mengembangkan EKRAF secara tepat dan signifikan? Mari simak pembahasannya berikut ini!
Ketahui Strategi Pemerintah untuk Mengembangkan Sektor Ekonomi Kreatif
Berkat adanya teknologi yang semakin berkembang, sekarang ekonomi sudah bergeser dan mengarah pada ide-ide kreatif, sehingga muncul istilah EKRAF.
Di Indonesia, EKRAF menjadi sistem yang tidak hanya mengandalkan kreativitas tetapi juga inovasi di dalam kegiatan ekonominya.
Setelah berlangsung cukup lama, diketahui EKRAF memiliki kontribusi signifikan terhadap perkembangan ekonomi.
Ini membuat pemerintah memiliki strategi khusus untuk terus mengembangkan EKRAF pada setiap sela-sela sektor industri. Berikut ini strateginya, antara lain:
1. Pemberian Insentif bagi Pengusaha
Strategi pemerintah untuk meningkatkan sektor EKRAF salah satunya adalah dengan pemberian insentif atau kompensasi. Tujuan insentif ini sebagai stimulus bagi pelaku bisnis EKRAF untuk mengembangkan bisnisnya.
Beberapa jenis insentif yang sudah berlaku adalah PPh 21 yang ditanggung pemerintah, PPh final UMKM ditanggung pemerintah, perlindungan produk, fasilitas pemasaran, pengurangan PPh 25 sebesar 50%, dan sebagainya.
2. Mengadakan Pelatihan EKRAF
Mengadakan pelatihan EKRAF juga menjadi strategi pemerintah untuk mengupayakan pertumbuhan EKRAF yang lebih signifikan. Pelatihan ini bertujuan agar pelaku usaha memiliki bekal pemahaman dan pendidikan terkait EKRAF.
Jadi, nantinya pelaku usaha dapat mengembangkan ide untuk memperluas peluang bisnisnya.
Contoh pelatihan dalam bidang EKRAF adalah peningkatan penggunaan teknologi, mengadakan PPKI (Pekan Produk Kreatif Indonesia), festival ekonomi kreatif, dan sebagainya.
3. Mempersiapkan Investor
Berikutnya, pemerintah dapat dengan tepat meningkatkan strategi untuk mempersiapkan para investor agar dapat mengembangkan bisnis EKRAF dalam negeri. Investor merupakan aspek yang krusial dalam perkembangan sebuah bisnis.
Di dalam EKRAF, adanya investor tidak hanya berguna sebagai sumber dana pengembangan bisnis. Tetapi juga sebagai pihak yang dapat memberikan relevansi agar bisnis bisa berumur panjang.
Salah satu cara untuk menarik investor agar dapat mendanai bisnis EKRAF adalah dengan melakukan strategi promosi yang intensif dan efisien.
Misalnya, pemerintah Indonesia mengandalkan destinasi pariwisata Raja Ampat untuk menarik perhatian para investor.
4. Memberikan Perlindungan Hukum
Hal yang dapat dilakukan pemerintah untuk dapat mendukung EKRAF dapat berkembang pesat adalah memberikan perlindungan dalam aspek hukum. Hal ini berarti produk-produk EKRAF dilindungi hak atas kekayaan intelektual (HAKI).
Kabar baiknya, pemerintah sudah memberikan kepastian hukum bagi pelaku usaha untuk melindungi produk kreatifnya.
Jadi, pelaku usaha EKRAF dapat lebih terjamin hak-haknya dan hal ini dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk yang ada.
5. Sosialisasi Bidang EKRAF
Strategi terakhir tentu sosialisasi di bidang EKRAF yang dapat berupa roadmap.
Membentuk sebuah roadmap oleh pemerintah menjadi bentuk sosialisasi ke masyarakat agar dapat memahami bahwa bidang EKRAF harus dikembangkan demi mencapai tujuan jangka panjang.
Roadmap ini harus membuat gambaran umum dalam melaksanakan suatu program kegiatan. Jika roadmap berhasil dimengerti oleh masyarakat, peluang untuk penyusunan rencana dengan optimal dapat terwujud.
Jadi, itulah berbagai strategi yang harus dilakukan oleh pemerintah Indonesia demi terwujudnya perkembangan ekonomi kreatif yang signifikan.
Aspek EKRAF memang menjadi fokus utama Industri 5.0, yang mana jika pemerintah tidak bergerak cepat, tentu Indonesia dapat tertinggal dari segi ekonomi maupun sosial.